Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mencicipi Tempe Penyet Ala Sumba di Komplek Warung Makan Jawa

Salah satu cara mengobati rasa rindu dengan keluarga atau kampung halaman mungkin bisa dilakukan dengan menelfon keluarga, selain itu dengan cara menikmati kuliner kesukaan khas Jawa, dan bagi saya tempe penyet adalah makanan favorit nomor kesekian, haha. Saya kira di Sumba atau Waingapu ini menu makannya hanya ikan dan ikan. Namun ternyata tidak, tepatnya di taman kota, ada sebuah komplek warung makan yang menjual makanan-makanan sebagaimana yang biasa kita temui di Jawa, seperti tongseng, mie ayam, bakso, sate, tempe penyet, dan sebagainya. Namun sayangnya tidak ada yang jual pecel lele.


Komplek warung makan Jawa terletak di pusat kota Waingapu, dari kos dapat ditempuh dengan naik ojek dengan biaya 5000 atau 10.000 bolak-balik, karena mahalnya transportasi tersebut membuat saya jarang makan di komplek warung makan tersebut. Berdekatan dengan taman kota dan beberapa hotel atau penginapan di Waingapu, membuat komplek warung makan tersebut ramai setiap malamnya. Warung makan tersebut mulai buka pada sore hari hingga malam hari sekitar jam 9 atau 10 malam.


Uniknya, di komplek warung makan tersebut penjualnya adalah orang Jawa, entah itu Jawa Timur, Madura, dan yang paling sering saya temui adalah orang Solo. Sehingga rasa makanan yang dijual di komplek tersebut hampir samalah dengan apa yang kita rasakan di Jawa, jika berbeda pun karena tidak semua bahan-bahan atau bumbu masaknya dapat ditemukan di sini, misalnya saja tempe, di Sumba tidak ada –yang saya ketahui-  yang membuat kedelai untuk bahan tempe, sehingga tempe atau kedelainya didatangkan dari Jawa Timur. Begitupun dengan bumbu-bumbu yang lain. Tak heran harga makanan di sini mahal-mahal, misalnya nasi goreng, soto, tempe penyet harganya 15.000. Dengan harga segitu memang membuat kita mikir jika mau membeli setiap hari, haha. Tapi lumayan untuk mengobati kampung halaman.

Menggunakan bahasa Jawa semakin mengobati rasa rindu akan kampung halaman, di warung makan Jawa jangan sungkan-sungkan untuk berbicara dengan bahasa Jawa kepada penjualnya, terlebih penjualnya orang solo, kadang ada yang menggunakan bahasa Jawa Inggil atau alus.

Jadi, mencicipi tempe penyet ala sumba di komplek warung makan jawa adalah salah satu cara untuk mengobati rasa rindu kampung halaman. Anda tertarik berjualan di komplek warung makan ini?

Posting Komentar untuk "Mencicipi Tempe Penyet Ala Sumba di Komplek Warung Makan Jawa"