Kisah dan Makna Tersembunyi Dibalik Kain Tenun Sumba Timur
Selain
alamnya yang masih begitu eksotis, Sumba Timur juga terkenal akan kerajinan
kain tenunnya. Kain tenun asal pulau Sumba –Provinsi Nusa Tenggara Timur- lebih
dikenal dengan sebutan Kain Sumba. Kerajinan tenun tersebut berupa kain
yang memiliki keindahan dekoratif, dengan desain yang menarik dan komposisi
yang harmonis. Kain Sumba berbeda dengan kain-kain yang lain karena memiliki
karakteristik tersendiri. Dalam proses pembuatannya pun sangat mengagumkan
mulai dari pengadaan bahan, kemudian pembuatan ragam hiasnya, pemakaian warna
alamnya, dan cara menenunnya. Berdasarkan suatu penelitian etnografis, bahwa
pada kain Sumba terdapat prinsip-prinsip struktural di balik bentuk-bentuk
komposisional kainnya, yang sejalan dengan prinsip-prinsip normal yang mengatur
kehidupan masyarakat Sumba. Dengan demikian kain Sumba tidak hanya sekedar
penutup tubuh saja atau untuk memperindah diri saja, melainkan kain Sumba juga
sebagai budaya yang memiliki isi yang di dalamnya mengekspresikan nilai-nilai
tertentu yang merupakan hasil kekayaan budaya bangsa khususnya Sumba.
Aspek-Aspek
Struktural Kain Sumba
Kaum
wanita di Sumba Timur pada umumnya memiliki keahlian membuat kain tenun.
Keahlian membuat kain tenun tersebut didapat melalui suatu pendidikan praktis
di lingkungan yang kecil yaitu keluarga dan secara turun temurun.
Dengan masa
belajar yang bertahun-tahun dan penuh kesungguhan serta ketekunan. Mereka juga
belajar bagaimana mendapatkan suatu ide yang kemudian dituangkan ke dalam kain,
karena untuk menghasilkan kain Sumba yang bermutu tinggi, mereka harus memiliki
daya imajinasi serta intuisi yang kuat. Hal ini dikarenakan seluruh pola dan
corak atau desain dari kain Sumba tersebut hanya direkam dalam ingatan saja.
Proses
Pembuatan Kain Sumba
Dalam
proses pembuatan kain Sumba, diperlukan waktu yang cukup lama, dari dua bulan
hingga enam bulan dengan lama kerja rata-rata empat jam setiap harinya. Bahkan untuk kain Sumba yang berkualitas
tinggi diperlukan waktu pembuatan yang lebih lama yakni hingga bertahun-tahun.
Lamanya proses pembuatan kain Sumba adalah karena adanya beberapa proses yang
harus dilakukan dengan maksimal, mulai dari pengadaan bahan baku kain,
pengaturan lungsi, proses pembuatan ragam hias atau corak, proses pemberian
warna dan proses menenun. Jenis kain tenun yang dibuat pun bermacam-macam,
seperti hinggi atau selimut, tiara (ikat kepala), lau (sarung), serta tamelingu
(tudung kepala).
Pada
dasarnya proses pembuatan bermacam-macam kain tenun Sumba tersebut sama saja,
yang beda hanya teknik pembuatan ragam hiasnya saja. Untuk kain jenis hinggi
(selimut) diperlukan suatu teknik pembuatan ragam hias yang dinamakan teknik
ikat, yaitu teknik memberikan warna pada benang tenun dengan cara mengikat
benang-benang tersebut sebelum ditenun. Ada berbagai macam ragam hias yang
dibuat pada kain selimut Sumba, yang tentu berdasarkan kemarihan dari si
pembuatnya. Motif yang umum yang biasanya digambarkan pada kedua bidang akhir
pada kain selimut Sumba adalah berupa motif binatang, lalu ada manusia dan
adungu (sejenis pohon yang menyerupai tengkorak). Sedangkan untuk bagian tengah
kainnya bermotif tumbuh-tumbuhan, bisa juga motif geometris dan skematis. Kain
selimut Sumba diberi nama sesuai dengan ragam hias yang terdapat pada kain
tersebut, misal hinggi tau yang berarti kain manusia, hinggi andungu yang
artinya kain pohon tengkorak, hinggi kurangu yang artinya kain udang, hinggi
ruha atau kain rusa, dan lainnya.
Kain
Sumba terbagi menjadi dua nai (nai berarti separuh kain) yang kemudian dijahit
menjadi sehelai kain. Setiap nai ditenun sendiri. Dalam menenun kain dapat
dibedakan menjadi dua cara, yaitu hinggi paingu dan hinggi panda paingu. Hinggi
paingu yaitu kain hinggi yang ditenun dari benang yang diikat terlebih dahulu,
hinggi paingu ini terdiri dari hinggi kawuru atau kain biru dan hinggi kombu
atau kain merah. Sedangkan hinggi panda paingu adalah kain hinggi yang ditenun
dengan benang yang tidak diikat terlebih dahulu, ada yang beruba polos dan ada
yang terdiri dari beraneka warna benang.
Di
dalam kain Sumba juga menggambarkan budaya dan adat Sumba mulai dari raja-raja
nya, proses pernikahan, dan budaya lainnya yang dituangkan ke dalam sehelai
kain Sumba. Mau tau bagaimana corak budaya kain Sumba tersebut? silahkan baca
pada artikel Makna Suku, Strata Sosial, dan Sistem Perkawinan di Balik Kain Tenun Sumba. Demikian artikel tentang
kisah dan makna tersembunyi dibalik kain tenun Sumba Timur, semoga
menambah wawasan kita akan keanekaragaman budaya bangsa kita.
Posting Komentar untuk "Kisah dan Makna Tersembunyi Dibalik Kain Tenun Sumba Timur"