Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk SMK di Kurikulum 2013
Daftar isi
model pembelajaran
Model pembelajaran adalah serangkaian prosedur sistematis dalam penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek baik sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan oleh guru.metode pembelajaran
Sedangkan metode pembelajaran
adalah proses penyampaian materi oleh guru kepada siswa yang dilakukan secara
sistematis dan teratur.Ada banyak metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh
guru.
Adapun kurikulum 2013 menuntut agar
menggunakan pembelajaran abad 21 untuk menghadapi kemajuan zaman yang semakin
kompetitif. Dalam pembelajaran abad 21 mencerminkan 4 hal yaitu Critical
Thinking and Problem Solving, Creativity and Innovation, Communication dan Collaboration.
Ada 6 model pembelajaran abad 21
yang dapat digunakan pada khususnya di dunia SMK dan selaras dengan kurikulum
2013, ke enam model pembelajaran abad 21 tersebut yaitu:
DL = Dicscovery Learning atau Penemuan
IL = Inquiry Learning atau Penyelidikan
PBL = Problem Basic Learning Berbasis Masalah
PjBL = Projec Basic Lerarning atau Berbasis
Projek
PBT / PBET
= Production Based Training/ Production
Based Education Training
TEFA = teaching factory atau pembelajaran
berbasis industri
Mari kita bahas satu persatu ke enam model
pembelajaran abad 21 tersebut.
Model Pembelajaran Dicscovery Learning
1. Model Pembelajaran Dicscovery Learning / DL
Pengertian discovery learning
yaitu metode pembelajaran untuk memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui
proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih,
2005:43).
Tujuan dari pembelajaran discovery
learning adalah
Peserta didik dapat terlibat aktif dalam pembelajaran
Belajar menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak
Belajar merumuskan strategi tanya jawab dan memperoleh
informasi yang bermanfaat dalam menemukan
Membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi
informasi serta mendengarkan dan menggunakan ide-ide orang lain
Meningkatkan
Keterampilan konsep dan prinsip peserta didik yang lebih bermakna
Dapat mentransfer keterampilan yang dibentuk dalam situasi belajar penemuan
ke dalam aktivitas situasi belajar yang baru
Sintak atau sintaksis (tahapan)
model pembelajaran discovery learning yaitu
1. Pemberian rangsangan (Stimulation)
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem
Statement);
3. Pengumpulan data (Data Collection)
4. Pembuktian (Verification)
5. Menarik simpulan/generalisasi (Generalization)
Model Pembelajaran Inquiry learning
2. Model Pembelajaran Inquiry
learning / IL
Pengertian model pembelajaran inquiry learning adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya dari sesuatu
yang dipertanyakan.
Tujuan dari pembelajaran inquiry
adalah untuk
mengembangkan kemampuan berfikir secara sistimatis, logis dan kritis sebagai
bagian dari proses mental.
Adapun Sintak atau tahapan model
pembelajaran inquiry learning adalah sebagai berikut:
1. Orientasi masalah.
2. Pengumpulan data dan verifikasi
3. Pengumpulan data melalui eksperimen
4. Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
5. Analisis proses inkuiri
Model Pembelajaran problem based learning
3. Model Pembelajaran Problem Based
Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah
Model
pembelajaran problem based learning adalah metode yang menggunakan berbagai kemampuan
berpikir serta lingkungan nyata (autentik)
untuk
mengatasi permasalahan untuk pemecahan
masalah yang komplek. Problem based learning nyata menggunakan pendekataan
studi kasus. Peserta didik melakukan penelitian dan menetapkan solusi untuk
pemecahan masalah.
Tujuan dari model pembelajaran
problem based learning yaitu untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan
baru dan nyata, pengintegrasian konsep High
Order Thinking Skills (HOT’s) yakni pengembangan kemampuan berfikir kritis, kemampuan
pemecahan masalah dan secara aktif mengembangkan keinginan
dalam belajar dengan mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan (Norman
and Schmidt). Pengembangan kemandirian belajar dapat terbentuk ketika peserta didik
berkolaborasi untuk mengidentifikasi informasi, strategi, dan sumber-sumber
belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah.
Sintak atau
tahapan pembelajaran problem based learning adalah sebagai berikut:
Mengidentifikasi masalah
Menetapkan masalah melalui berpikir tentang
masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang relevan;
Mengembangkan solusi
melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek
perbedaan pandang;
Melakukan tindakan strategis,
Melihat ulang dan mengevaluasi
pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan
Model Pembelajaran projek basic learning
4. Model Pembelajaran Projek Basic
Learning (PJBL)
Pengertian dari model pembelajaran
projek based leaning adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi
tinggi, pertanyaan menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan
kompetensi yang dilakukan secara kerja sama dalam upaya memecahkan masalah.
Tujuan model pembelajaran projek
basic learning yaitu untuk memotivasi
belajar, team work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik
level tinggi/ taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21.
Sintak atau tahapan model
pembelajaran projek basic learning sebagai berikut:
1. Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question)
2. Mendesain perencanaan proyek;
3. Menyusun jadwal (Create a Schedule).
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
(Monitor the Students and the Progress of the Project)
5. Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
6. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience)
Model Pembelajaran production basic training
5. Model Pembelajaran PBT / PBET = Production Based Training atau Production
Based Education Training.
Pengertian model pembelajaran
Production Based Training adalah proses
pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi, dimana peserta
didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual mengikuti
aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan pesanan, pelaksanaan
dan evaluasi produk/kendali mutu produk, hingga langkah pelayanan pasca
produksi.
Tujuan dari model pembelajaran
Production Based Training adalah untuk
menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi kerja yang berkaitan dengan
kompetensi teknis serta kemampuan kerjasama (berkolaborasi) sesuai tuntutan organisasi kerja.
Sintak model pembelajaran
production based training
1. Merencanakan produk
2. Membuat produk
3. Melakuakan evaluasi dan quality assurance
4. Memasarkan produk
Model Pembelajaran teaching factory
6. Model pembelajaran TEFA atau Teaching
Factory
Pengertian model pembelajaran TEFA yaitu pembelajaran di SMK yang berbasis
produksi (bisa produk atau jasa) yang mengacu pada standar dan prosedur yang
berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di
industri. Pelaksanaan teaching factory
menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan menilai
kualitas hasil pendidikan di SMK. Pelaksanaan teaching factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah, pemerintah daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan, implementasi
maupun evaluasinya.
Sintak model pembelajaran tefa
1. Merangcang produk
2. Membuat proto type
3. Memvalidasi proto type
4. Mengorganisasikan pekerjaan/pembelajaran
5. Menjadwalkan pekerjaan/pembelajaran (sistem blok)
6. Melaksanakan produksi/pembelajaran
7. Mengevaluasi hasil produksi
8. Memasarkan
hasil produksi
Baik itulah ke enam model pembelajaran abad 21 yang
bisa diaplikasikan di dunia SMK. Melalui ke enam model pembelajaan abad 21 tersebut
di harapkan dapat melatih siswa agar siap dalam menghadapi segala tantangan dan
perubahan zaman yang semakin cepat ini. ssemoga bermanfaat dan silahkan dishare
sebanyak-banyaknya.
Posting Komentar untuk "Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk SMK di Kurikulum 2013"